Sunday 3 August 2008

Engkaulah Penyebabnya-Shalâh ‘Abd al-Shabûr

ENGKAULAH PENYEBABNYA
DUHAI KEKASIHKU

Cintaku…
Ketika hati berdetak karena cinta
Akal ini tergelincir dalam nafsu
Perasaan kacau, kata-kata penuh bimbang
Tatapan-tatapan kosong dalam jagad yang luas
Air mata mengalir dengan tanpa sebab
Seperti kesedihanku yang menimpaku dengan tanpa sebab
Seperti mimpi-mimpiku yang hancur dan berserak
Hingga nyala apinya padam
Tanpa sebab
Aku tak percaya ketika hati ini berdetak
Dan air mata mengalir di pipiku
Apa yang menggoncangkan jiwaku
Dan menggerakkan tulang rusukku
Ini kah denyut rasa sakit
Atau perih karena sayat luka
Dari susah payahnya hidup
Atau kah ini kegembiraan dan cinta
Di dasar lubuk hatiku angin berhembus
Dan kilat memancar
Wahai Tuhanku
Perasaan-perasaan aneh apa yang menimpaku
Mencengkeram di hati yang bercinta
Seperti bah banjir yang mencerabut akar
Menyingkirkan batu-batu besar
Dan mengalir ke muara
Tetapi, wahai cintaku…
Meski cinta yang membakar jiwa penuh dengan api
Dan meski kelenjar air mataku yang mendidih
Dan kesedihanku yang menimpaku tanpa sebab
Engkau tetap membekaskan cinta
Engkaulah penyebabnya
Engkaulah penyebabnya

Diterjemahkan oleh Achmad Aef dari versi Arabnya.

Tentang Penyair
Shalâh ‘Abd ash-Shabûr lahir di sebuah desa yang terletak sebelah timur Delta Nil pada tahun 1931. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menegahnya di sekolah negeri Mesir. Kemudian melanjutkan ke Jurusan Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Fuad I (sekarang Universitas Kairo). Di universitas tersebut dirinya belajar kepada Syekh Amîn al-Khûlî yang kemudian mengantarkannya ke Jamâ’ah al-Amnâ’ dan kemudian ke al-Jam’iyyah al-Adabiyyah. Kedua kelompok itu memiliki pengaruh besar terhadap gerakan kreasi sastra dan kritik di Mesir. Ia adalah salah satu pioner pendobrak dalam gerakan puisi bebas Arab, sebagaimana ia juga salah satu penyair Arab minoritas yang turut berperan dalam penyusunan naskah drama.
Referensi-referensi yang memengaruhi dan mewarnai kreatifitas ash-Shabûr sangat beragam, yaitu mulai dari puisi-puisi orang pinggiran sampai puisi hikmah, pemikiran beberapa pembesar kaum sufi seperti al-Hallâj, dan Basyar al-Hâfî yang ia poleskan pada sebagian puisi dan naskah dramanya. Selain itu, belajar mengambil manfaat dari para penyair Perancis dan Jerman yang cenderung pada puisi-puisi simbolis, seperti Baudelaire, serta para penyair Inggris dengan puisi filsafatnya seperti John Don, John Keats, Eliot, dan lainnya. Ia juga tidak menyia-nyiakan kesempatannya untuk mempelajari warisan filsafat India ketika menjadi pembina kebudayaan pada kedutaan di India.

(Sumber: Achmad Atho’illah, Leksikon Sastrawan Arab Modern: Biografi &Karyanya, Yogyakarta: Datamedia, 2007)

No comments: